Kamis, 13 Desember 2012

Tugas Komunikasi Persuasif "Peranan Efek"

EFEK KOMUNIKASI PERSUASIF
            Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Salah satu bentuk komunikasi mendasar adalah persuasi, Persuasi didefinisikan sebagai “perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain” (Olson dan Zanna, 1993)
            Sikap pada dasarnya adalah tendensi (kecenderungan) kita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Seperti contohnya : Salah satu pria menyukai satu di antara beberapa kandidat presiden, seorang wanita menentang aborsi, atau seorang remaja menggemari grup musik pop korea. Perilaku orang sering ditentukan oleh sikap mereka.
            Konsep lain yang terkait erat dengan sikap adalah keyakinan, atau pernyataan-pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang. Sebagai contoh objektif : seorang pria yg yakin bahwa rokok bisa menyebabkan kanker paru-paru mungkin akan menolak untuk merokok.
Teknik-teknik Perubahan Sikap atau hal yg mendasari seseorang untuk merubah perilakunya (faktor pendukung perubahan sikap) :
ü  Pesan satu sisi dan Dua sisi :
            One way communication (satu sisi), proses penyampaian pesan yang melalui satu sisi yaitu dari komunikator saja. Contoh : motivator, kultum siraman rohani. Seorang motivator berperan sebagai komunikator yang akan memberikan nasihat-nasihat serta motivasi yang positif kepada komunikan dengan tujuan merubah perilaku komunikan tanpa adanya sesi Tanya jawab, begitu pula dengan kultum siraman rohani yang menyampaikan pesan dengan tujuan merubah perilaku agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari larangan Allah SWT, dan pada umumnya berlangsung hanya beberapa menit dan sifatnya hanya satu arah atau satu sisi.
            Two way communication (dua sisi), sedangkan komunikasi dua sisi atau biasa didengar sebagai komunikasi dua arah ini proses penyampaian pesan bisa melalui komunikator ataupun dari komunikan. Seorang komunikator bisa berperan sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan, atau bisa menjadi komunikan yaitu sebagai penerima pesan dalam waktu yang bersamaan. Contoh : sosialisasi KB dan kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan sosialisasi KB ada interaksi antara petugas sosialisasi KB dengan masyarakat dan ada sesi tanya jawab, dimana petugas sosialisasi KB melakukan sosialisasi tersebut dengan tujuan memberikan pemahaman akan pentingnya melakukan program keluarga berencana yang termasuk dalam program pemerintah agar masyarakat mengetahui serta hingga pada akhirnya ikut berpartisipasi dalam program KB tersebut. Begitu pula dengan kegiatan belajar mengajar.
            Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru (komunikator) menyampaikan pesan yaitu ilmu pelajaran yang harus dimengerti oleh siswa-siswanya (komunikan), dan dalam proses belajar tersebut, siswa menjadi komunikator yang akan bertanya mengenai hal yang belum dipahami. Maka pertanyaan siswa tersebut bisa dikatakan sebagai proses penyampaian pesan yang merubah siswa dari komunikan menjadi komunikator. Dan guru tersebut dapat berubah status atau posisinya dari komunikator menjadi komunikan dikarenakan guru menjawab pertanyaan (pesan) dari siswanya.
ü  Kredibilitas Sumber :
            FOR / frame of reference : wawasan berfikir.
            FOE / field of experience : luasnya pengalaman.
            Kredibilitas sumber juga menentukan perubahan perilaku, komunikator yang memiliki kredibilitas yang tinggi tentunya mempengaruhi komunikator untuk merubah perilakunya. Sisi kredibilitas sumber dilihat dari wawasan berfikir yang menguasai pesan yang akan disampaikan oleh sumber (komunikator) serta luasnya pengalaman dari komunikator seperti pernah mengikuti organisasi-organisasi yang berkaitan dibidang politik maka orang tersebut tentunya memahami seluk beluk dunia politik seperti apa dan memudahkannya dalam menyampaikan pesan karena kredibilitas sumber dibidang perpolitikan. Maka secara otomatis lawan bicara akan lebih mempercayai dan merubah perilakunya sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
ü  Fear Appeals (Seruan Rasa Takut) :
            Teknik umum lain dalam komunikasi persuasif adalah mengancam atau membangkitkan rasa takut pada pemirsa, sebuah teknik yang disebut seruan rasa takut. Mengakibatkan peningkatan perubahan sikap karena rasa takut yang kuat akan meningkatkan ketertarikan dan menghasilkan perhatian & pemahaman yang lebih besar. Contoh : iklan asuransi, iklan kosmetik, iklan teknologi. Dalam iklan asuransi, khalayak diberikan gambaran bahwa kehidupan kelak kebutuhan akan semakin meningkat dan akan sulit untuk mengontrol pembiayaan hidup, seperti pendidikan anak, kesehatan, dan jaminan hari tua. Maka asuransi akan memberikan solusi dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.
            Sedangkan dalam iklan kosmetik, khalayak yang dikhususkan kemungkinan besar adalah wanita yang memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada pria dalam hal penuaan, karena wanita pada umumnya ingin selalu terlihat cantik dan muda, walaupun usia atau penuaan tidak akan mampu untuk dihindari. Maka banyak pilihan produk kosmetik untuk para wanita agar dapat selalu terlihat menarik sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri.
            Berbeda lagi dengan iklan teknologi yang selalu diidentikkan dengan perkembangan zaman. Di era globalisasi dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa semua manusia menginginkan segala sesuatu yang praktis, efektif dan efisien dalam hal waktu dan tenaga. Maka dengan hal tersebut, teknologi memberikan penawaran untuk memenuhi segala kebutuhan dengan praktis, efektif dan efisien. Seperti teknologi mesin cuci yang tidak perlu membuang tenaga untuk mencuci baju seluruh keluarga, hanya dengan memencet tombol on dan off maka pekerjaan mencuci baju dapat terselesaikan.
            Begitu pula dengan teknologi telepon selular yang lebih memberikan penawaran praktis tanpa menggunakan kabel seperti telepon rumah yang tidak bisa dibawa kemana-kemana. Dan perkembangan fitur telepon selular tersebut yang dilengkapi dengan sambungan internet dan jaringan pertemanan yaitu facebook dengan mudah.
Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
1.     Kognitif : perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.
2.     Afektif : perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
3.     Praktis : perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

Bila dikaitkan dengan sebuah iklan diambil contoh “Iklan Rinso” maka proses penyampaian iklan dan menghasilkan efek sebagai berikut :
         Kognitif = Iklan Rinso anti noda cair  yang memiliki kemampuan membersihkan paling bersih. Tidak perlu detergen bubuk serta sabun colek lagi dan meninggalkan wangi pada pakaian. (memberikan informasi kepada khalayak: ibu-ibu)
         Afektif = Khalayak / ibu-ibu merasa tertarik atas informasi yang diberikan dalam pengemasan iklan yg menarik dan akan merasa tidak khawatir lg dgn noda yg membandel.
         Behavior/ praktis/ perilaku = Atas dasar informasi yg diberikan dan hasrat atau perasaan khawatir terhadap noda yg membandel maka khalayak/ ibu-ibu membeli Rinso untuk membersihkan baju keluarga mereka.
            Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka.
Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah sebagai berikut :
1.     Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
2.     Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
3.     Pengaruh lingkungan
4.     Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)
            Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi, efek yang bisa terjadi berbentuk perubahan sikap pendapat dan tingkah laku.
            Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap timbul dari hasil pengalaman. Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah, derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan lama.
Menurut Katz (1960) mengidentifikasi empat fungsi utama sikap berikut ini yang dapat bermanfaat bagi kepribadian yaitu :
1.      Fungsi instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan. Sejumlah sikap dipegang kuat kerena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal mereka dan meminimalkan sanksi. Misalnya, seorang pemegang hak pilih yang beranggapan bahwa pajak terlalu tinggi mungkin akan memilih seorang kandidat politik karena kandidat itu berjanji untuk menurunkan pajak.
2.      Fungsi pertahanan diri. Sejumlah sikap kuat dipegang karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar. Perasaan rendah diri sering diproyeksikan pada anggota-anggota sebuah kelompok minoritas sebagai alat memperkuat ego. Ini merupakan sebuah contoh sikap berprasangka yang memiliki fungsi pertahanan diri.
3.      Fungsi ekspresi nilai. Beberapa sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memeberikan ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri. Misalnya, seorang remaja yang menyukai sebuah grup band music rock & roll mengekspresikan kepribadiannya melalui sikap ini.
4.      Fungsi pengetahuan. Beberapa sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan akan pengetahuan atau memberikan struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau. banyak keyakinan religious memiliki fungsi ini, juga sikap-sikap lain seperti norma-norma budaya yang berlaku.

Pengaruh jenis sikap dan jenis argument pada perubahan sikap :
            Orang-orang yang berusaha membujuk orang lain perlu memerhatikan dasar sikap yang dipegang itu apabila mereka berusaha mengubahnya. Bagi sejumlah orang, komponen kognitif (atau rasional) dari sikap mungkin adalah yang paling kuat. Sedangkan bagi orang lain, yang paling kuat adalah komponen afektif (atau emosional) sikap.
            Millar dan Millar (1990) merumuskan hipotesis bahwa efektivitas berbagai jenis argument tergantung pada komponen sikap manakah yang paling kuat. Mereka juga memiliki hipotesis bahwa argument rasional mungkin adalah yang paling persuasif apabila komponen kognitifnya paling kuat. Alasan mereka adalah ketika argument dan jenis sikap cocok, maka komunikasi dapat dianggap sebagai ancaman dan dapat merangsang kontra-argumen.
            Para peneliti mendesain pesan-pesan emosional dan rasional untuk mengubah sikap terhadap minuman dan menemukan bahwa, seperti yang diprediksikan, pesan-pesan rasional adalah paling efektif untuk mengubah sikap-sikap yang dipegang karena alas an emosional dan pesan-pesan emosional adalah paling efektif untuk mengubah sikap-sikap yang dipegang karena alasan rasional.
            Para praktisi media massa yang ingin menerapkan penemuan-penemuan riset persuasi untuk permasalahan komunikasi dunia-nyata harus menyadari bahwa mungkin terdapat beberapa kesulitan. Terdapat banyak variabel yang mungkin terjadi, dan efek sebuah variabel khusus bisa positif atau negatif tergantung pada keadaan variabel lain. Masih terjadi kesenjangan antara penelitian-penelitian perubahan sikap dengan penelitian-penelitian tentang hubungan antara sikap dan perilaku (Eagly, 1992). Sebagian besar riset tentang persuasi dilakukan dengan latar belakang laboratorium bukan dengan latar belakang alami.
            Satu strategi penting yang meningkatkan kemungkinan keberhasilan praktisi adalah melakukan riset pada audiens target sebelum dan selama pengembangan strategi-strategi pesan. Sebuah prinsip penting adalah konsep tentang segmentasi audiens – pembagian audiens ke dalam kelompok-kelompok homogen yang memiliki kesamaan sikap, perilaku, dan level pengetahuan dan yang menggunakan saluran komunikasi yang sama (Slater, 1995; Levebre dan Rochlin, 1997). Riset pada audien target memungkinkan komunikator untuk mendesain pesan agar memiliki dampak maksimal.






KESIMPULAN

¢  Bahwa komunikasi persuasif merupakan proses komunikasi dengan bertujuan melakukan perubahan sikap.

¢  Dan komunikasi persuasif itu tidak akan memiliki arti apa-apa baik dari komponen komunikator, isi pesan dan media yg digunakan. Jika pada akhirnya tidak menimbulkan efek dari proses komunikasi persuasif tersebut. Karena efek adalah tujuan utama dalam komunikasi persuasif. Yaitu efek yang positif tentunya.













REFERENSI

J. Severin Werner & W. Tankard James, Jr. 2011. Teori Komunikasi – Edisi Kelima. Kencana, Jakarta.





1 komentar: