Sabtu, 12 November 2011

Teori Komunikasi - Tradisi Sosiokultural

"SOSIOKULTURAL"
Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

"Tradisi Sosiokultural"
Sosiokultural mengkaji teori komunikasi tentang pemahaman, makna, norma, aturan yang terjadi diluar interaksi komunikasi. Tradisi ini fokus pada interaksi antar individu daripada karakteristik individu. Interaksi merupakan proses dimana makna, aturan dan nilai budaya bekerja.selain itu dalam tradisi ini juga menjelaskan bahwa individu dapat dipengaruhi oleh sistem sosial dan budaya yang ada dalam suatu masyrakat.

Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi Sosiokultural:
1. Teori Strukturasi
Struktur adalah proses yang disengaja dan penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Secara tradisional iklim organisasi dipandang sebagai salah satu variable kunci yang mempengaruhi komunikasi dan berikut juga produktivitasnya dan kepuasan dari para pekerja. Poole dan McPhee mendefinisikan bahwa climate structurationally adalah sebagai kelakuan bersama yang secara berkesinambungan dihasilkan dari interaksi para anggotanya.
2. Conversatio and Teks in the Process of Organization
Interaksi menuntun kita untuk berbagi makna yang akhirnya membentuk pola interaksi kita dalam organisasi. Ketika kita berkomunikasi, tanpa sengaja kita mengutahui model atau bentuk komunikasi, bentu ini disebut coorientation. Pokok dari proses adalah ketika berinteraksi dan berorientasi pada topk, isu, foku, situasi, ide, keputusan, ndividu, kelompok dan komunikator yang bernegosiasi untuk mendapatkan makna yang koheren terhadap objek.

Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktfi dalam komunikasi. Tradisi ini memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antar manusia daripada karakteristik individu atau model mental. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan, serta nilai budaya yang dijalankan.

Tradisi sosiokultural memiliki beragam sudut pandang yaitu :
1. pahaminteraksi simbolis, paham ini menekankan pada pentingnya observasi
partisipan dalam kajian komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi hubungan- hubungan sosial
2. konstruksionisme, bagaimana pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial.
3. sosiolinguistik, manusia menggunakan bahasa secara berbeda dalam kelompok budaya dan kelompok sosial yang berbeda.
4. filosofi bahasa, makna bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya
5. etnografi, bagaimana kelompok sosial membagun makna melalui perilaku linguistik
dan non linguistik mereka etnometodologi, bagaimana kita mengelola atau menghubungkan perilaku dalam interaksi sosial pada waktu tertentu.
Contoh teori : Teori pengaruh tradisi

(Komunikasi adalah ciptaan realitas sosial)
Tradisi sosio-kultural berdasar pada premis orang berbicara, mereka membuat dan menghasilkan kebudayaan. Kebanyakan dari kita berasumsi bahwa kata adalah refleksi atas apa yang benar ada. Cara pandang kita sangat kuatdibentuk oleh bahasa (language) yang kita gunakan sejak balita.

Kita sudah mengetahui bahwa tradisi semiotika kebanyakan kata tidak memiliki kepentingan atau keterikatan logis dengan ide yang mereka representasikan. Para ahli bahasa dalam tradisi sosio-kultural menyatakan bahwa para pengguna bahasa mendiami dunia yang berbeda. Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf dari University of Chicago adalah pelopor tradisi sosio-kultural. Dalam hipotesis penelitian mereka, linguistik adalah bagian dari struktur bentuk bahasa budaya yang berdasarkan apa yang orang pikirkan dan lakukan. Dunia nyata terlalu luas dan secara tidak sadar terbentuk pada bahasa kebiasaan (habits) dari kelompok. Teori linguistik ini berlawanan dengan asumsi bahwa semua bahasa itu sama dan kata hanya sarana netral untuk membawa makna. Bahasa sebenarnya adalah struktur dari persepsi kita akan realitas. Teori dalam tradisi ini mengklaim bahwa komunikasi adalah hasil produksi, memelihara, memperbaiki dan perubahan dari realitas. Dalam hal ini, tradisi sosio-kultural menawarkan membantu dalam menjembatani jurang pemisah budaya antara “kita” dan “mereka”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar